PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KELURAHAN / DESA BOJONGKULUR
Bojongkulur adalah tempat tinggal saya.
Bojong Kulur adalah desa di kecamatan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Walaupun Bojongkulur termasuk wilayah pedesaan namun nuansa kotanya begitu terasa. Hal ini karena terdapat beberapa perumahan seperti: Vila Mahkota Pesona, Vila Nusa Indah, Bumi Mutiara, dll.
Luas wilayah 477.977 hA
Desa Bojongkulur dibagi menjadi 6 Dusun 41 RW dan 218 RT
Perbatasannya :
Utara: Kecamatan Jati Asih, Bekasi
Selatan: Desa Ciangsana, Gunung Putri, Bogor
Timur: Kecamatan Bantar Gebang, Bekasi
Barat: Kecamatan Jati Asih, Bekasi
Catatan 1: Berdasarkan DPT sewaktu pemilihan kepala desa tahun 2008 terdapat 27.000 pemilih, yang menandakan bahwa jumlah penduduk berkisar ±52.000 orang.
SEJARAH DESA BOJONGKULUR
Bojongkulur menurut kata berasal dari UJUNG dan LOR/KALER (karena wilayah ini diapit oleh dua sungai disebelah Timur Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas disebelah Barat, kemudian kedua sungai itu bertemu disebelah Utara Desa ).
Desa Bojongkulur adalah sebuah desa yang dahulunya (sebelum Republik Indonesia merdeka) merupakan tempat persinggahan tentara Sultan Agung dari Mataram yang akan menyerang Kumpeni Belanda di Batavia (DKI Jakarta sekarang).
Wilayah Bojongkulur jaman dahulu di bagi menjadi beberapa blok seperti Rawa siluman, Rawa semut, Rawa gabus, blok Lembur, Asem, Puring, sibuntung, Gempol, Bambu Hideung, Angsana, leuwi Orok, ada juga Tampian Ejah, Tampian Saarih.
Ini dibuktikan dengan adanya makam-makam (situs-situs) seperti :
- Makam RADEN KAPITAN SALEH yang terletak di Kp.Lembur (tepatnya disamping Perumahan Vila Nusa Indah Blok V RW 23).
- Juga ada makam KIAI KERAMAT didekat Lapangan Bola (orang Bojongkulur menyebutnya dengan makam Kai).
Setelah Republik Indonesia Merdeka pada tahun 1945 Desa Bojongkulur 5 tahun kemudian memiliki Kepala Desa yang Pertama, yaitu Lurah SANDRO 1950-1958).
BOJONGKULUR SEKARANG
Pada masa ini seorang Kepala Desa (Lurah) harus benar-benar mampu untuk mempertahankan wilayah dari Kelompok-kelompok bersenjata yang ingin menguasai daerah ini.
BOJONGKULUR SEKARANG
Pada masa ini seorang Kepala Desa (Lurah) harus benar-benar mampu untuk mempertahankan wilayah dari Kelompok-kelompok bersenjata yang ingin menguasai daerah ini.
Untuk selengkapnya :
KOTA BOGOR
Kota Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak 59 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor.
Bogor dikenal dengan julukan kota hujan, karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi.
Kota Bogor memiliki banyak icon wisata, salah satunya Kebun Raya Bogor yang dikelilingnya mulai dijadikan sarana olahraga baru "Jogging" oleh warga Bogor semenjak wali kota Bima Arya membenahi pedestrian di sekeliling Kebun Raya Bogor menjadi lebih lebar dan lebih menarik.
Geografis :
Dahulu luasnya 21,56 km², namun kini telah berkembang menjadi 118,50 km² dan jumlah penduduknya 1.030.720 jiwa (2014).
Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT dan 30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari ibu kota kurang lebih 60 km.
Kota Bogor terdiri atas 6 Kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 68 Kelurahan.
Batas Wilayah
Kota Bogor berbatasan dengan Kecamatan-kecamatan dari Kabupaten Bogor sebagai berikut :
Utara | Cilebut, Bojong Gede, dan Kemang |
Selatan | Cijeruk dan Caringin |
Barat | Kemang, Ciomas dan Dramaga |
Timur | Sukaraja dan Ciawi |
SEJARAH SINGKAT KOTA BOGOR
Pada masa Kolonial Belanda, Bogor dikenal dengan nama Buitenzorg (pengucapan: boit'n-zôrkh", bœit'-) yang berarti "tanpa kecemasan" atau "aman tenteram".
Setelah penyerbuan tentara Banten, catatan mengenai Kota Pakuan hilang, dan baru ditemukan kembali oleh ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Scipio dan Riebeck pada tahun 1687. Mereka melakukan penelitian atas Prasasti Batutulis dan beberapa situs lainnya, dan menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran terletak di Kota Bogor.
Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff membangun Istana Bogor seiring dengan pembangunan Jalan Raya Daendels yang menghubungkan Batavia dengan Bogor. Bogor direncanakan sebagai sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Dengan pembangunan-pembangunan ini, wilayah Bogor pun mulai berkembang.
Setahun kemudian, van Imhoff menggabungkan sembilan distrik (Cisarua, Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga, dan Kampung Baru) ke dalam satu pemerintahan yang disebut Regentschap Kampung Baru Buitenzorg. Di kawasan itu van Imhoff kemudian membangun sebuah Istana Gubernur Jenderal. Dalam perkembangan berikutnya, nama Buitenzorg dipakai untuk menunjuk wilayah Puncak, Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung, Muara Cihideung, hingga puncak Gunung Salak, dan puncak Gunung Gede.
Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni, karena tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja dari Kerajaan Pajajaran.
Bogor (berarti "enau") telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan penelitian pertanian nasional. Di sinilah berbagai lembaga dan balai penelitian pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19. Salah satunya yaitu, Institut Pertanian Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20.
PERBANDINGAN
Jumlah Kepadatan Penduduk
Lingkungan Hidup, Mata Pencaharian dan Corak Kehidupan
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Bojong_Kulur,_Gunung_Putri,_Bogor
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bogor
https://gunungputribogor.blogspot.com/2013/05/kelurahan-desa-bojong-kulur.html?m=1
http://acepsupandi.blogspot.com/2010/04/desaku-bojong-kulur-yang-unik.html
http://ekaagustianingsih.blogspot.com/2011/03/lebih-dekat-dengan-bogor_16.html
https://teguhmanurung.wordpress.com/2008/10/03/korea-sebuah-tinjauan-historis/
Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni, karena tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja dari Kerajaan Pajajaran.
Bogor (berarti "enau") telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan penelitian pertanian nasional. Di sinilah berbagai lembaga dan balai penelitian pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19. Salah satunya yaitu, Institut Pertanian Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20.
PERBANDINGAN
Jumlah Kepadatan Penduduk
- Desa Bojongkulur
±52.000 jiwa - Kota Bogor
±1.030.720 jiwa
Lingkungan Hidup, Mata Pencaharian dan Corak Kehidupan
- Desa Bojongkulur
Dulu keadaan Desa Bojong Kulur hanya berupa sawah-sawah dan perkebunan dan sebagian mata pencaharian penduduk aslinya adalah petani tapi seiring perkembangan zaman kini Desa Bojong Kulur dipenuhi oleh perumahan dan karena memang sebagian besar daerahnya adalah perumahan dan sekarang kaum pendatang mendominasi penduduknya. Dulu juga Desa Bojong Kulur memiliki kendala dengan banyaknya jalan yang rusak padahal jalan tersebut sudah diperbaiki tetapi tetap saja rusak kembali. Ini terjadi semenjak pembukaan Pintu tol Jati asih karena banyaknya truk-truk terutama truk pengangkut sampah dari Jakarta yang akan ke Bantar Gebang.
Kaum pendatang tersebut kebanyakan adalah pegawai di Jakarta karena jarak desa tersebut dengan Jakarta tidak telalu jauh didukung dengan akses tol yang tidak terlalu jauh juga. Karena jauhnya Desa Bojong Kulur dengan pusat kota kabupaten Bogor maka kebanyakan dari masyarakat Bojong kulur memenuhi kebutuhannya di kota Bekasi yang sangat dekat dengan desa tersebut.
Selain itu banyak dari mereka yaitu kaum pendatang yang menganggap bahwa Desa Bojong Kulur berada di kota Bekasi karena jarak yang sangat dekat tersebut dan karena batas wilayahnya yang diapit kota Bekasi serta masyarakatnya yang beraktifitas dan memenuhi kebutuhannya di kota Bekasi. - Kota Bogor
Masyarakat Kota Bogor memiliki dinamakan kehidupan yang sangat beragam. Namun, secara umum, dapatlah dilihat dua corak utama kehidupan masyarakat Kota Bogor, yaitu masyarakat asli Kota Bogor yang dapat dikelompokkan sebagai masyarakat tradisional yang masih menggantungkan hidupanya dari pertanian dan biasanya berdomisili di wilayah pedalaman Kota Bogor serta masih kuat dalam menjalankan budayanya.
Sedangkan masyarakat pendatang yang diklasifikasikan sebagai masyarakat moderen bertempat tinggal di pusat Kota Bogor. Mereka biasanya mengkonsentrasikan bidang pekerjaannya di institusi pemerintahan dan swasta, baik sebagai pegawai, pedagang, penyedia jasa dan sebagainya. Namun demikian, dalam bidang budaya merek terseret oleh budaya moderen kota sehingga budaya lokal yang mereka bawa semakin terkikis.
Berdasarkan data dari Bogor Dalam Angka 2001, pada tahun 2001 lapangan pekerjaan di Kota Bogor didominasi oleh sektor industri, perdagangan dan jasa-jasa. Sisanya sektor pertanian, dengan julukan Kota Bogor sebagai "kota hujan" dan juga dengan luas wilayahnya yang sebagian digunakan sebagai pertanian, beberapa masyarakat masih bekerja sebagai petani.
Kota Bogor pada tahun 2001 mempunyai 52 industri besar dan 2.516 industri kecil. Potensi industri tersebut mempunyai nilai investasi sebesar Rp. 311.939.976.000,- untuk industri besar dan Rp. 26.285.346.000 untuk industri kecil. Selain itu, Kota Bogor memiliki berbagai potensi wisata yang akan terus dikembangkan sehingga dapat digunakan sebagai salah satu andalan perekonomian untuk meningkatkan devisa dan pendapatan daerah
Pengembangan kegiatan industri di Kota Bogor telah memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan yakni dengan dikembangkannya Industri Kecil yang Non polutan dan bersifat padat karya melalui perbaikan lingkungan dan lokalisasi usaha.
- Dalam stratifikasi sosial, desa bojongkulur yang tidak jauh beda dengan kota bogor. Diantaranya lapisan aspek pekerjaan, ekonomi, sosial-politik yang sama. Dan juga jarak antara yang kaya dan miskin cukup besar.
- Namun pada perbedaan status sosialnya, masyarakat desa bojongkulur cenderung berada di kelas menengah-bawah, dan kota bogor cenderung menengah-atas.
- Tidak ada ketentuan kasta di desa bojongkulur, yang sudah kita ketahui bahwa biasanya terdapat ketentuan kasta di beberapa desa.
- Desa Bojongkulur
Menggunakan bahasa informal.
Masyarakat bojongkulur lebih sedikit jumlahnya dan luas wilayah yang lebih sempit daripada luas kota bogor, sehingga lebih banyak bersosialisasi dengan tatap muka, ramah-tamah secara bebas informal.
Namun, tidak seperti pedesaan pada umumnya yang mobilitias sosialnya rendah, bojongkulur memiliki mobilitas yang tinggi dikarenakan mayoritas masyarakatnya yang bekerja diluar desa layaknya sebuah kota.
Bahasa asli penduduknya yaitu Bahasa Sunda tetapi Bahasa Sunda kasar karena terpengaruh oleh budaya lain, dan karena tidak terlalu jauh dengan kota bekasi sehingga bercampur bahasa sehari harinya. - Kota Bogor
Penduduk kota lebih sering kontak tetapi cenderung formal, karena banyaknya jumlah penduduk dan luas wilayahnya yang luas tidak seperti desa, dan waktu luang di kota lebih sedikit sehingga bersosialisasi lebih sedikit dan formal.
Layaknya Kota pada umumnya Kota Bogor mobilitas yang tinggi dikarenakan mayoritas penduduk kota yang bekerja diluar kota sehingga pindah kamar atau rumah karena sistem kontrak juga waktu bepergian untuk penduduk kota lebih banyak sehingga waktu luang di kota lebih sedikit dikarenakan penduduk kota bepergian setiap hari lebih besar.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Bojong_Kulur,_Gunung_Putri,_Bogor
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bogor
https://gunungputribogor.blogspot.com/2013/05/kelurahan-desa-bojong-kulur.html?m=1
http://acepsupandi.blogspot.com/2010/04/desaku-bojong-kulur-yang-unik.html
http://ekaagustianingsih.blogspot.com/2011/03/lebih-dekat-dengan-bogor_16.html
https://teguhmanurung.wordpress.com/2008/10/03/korea-sebuah-tinjauan-historis/
Komentar
Posting Komentar